Senin, 05 Juni 2017

makalah sistem perkandangan sapi potong



MAKALAH
Sistem perkandangan sapi potong
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Produksi Sapi Potong Dan Kerbau yang dibimbing oleh:
Mega Royani.Spt.MS
Disusun oleh:
Rigitno:24032115136





PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GARUT
2017






KATA PENGANTAR

Puji syukur saya penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “sistem perkandangan sapi potong”.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya saya berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.




















BAB I
PENDAHULUAN
1.       Latar belakang
Kebutuhan daging sapi potong secara nasional setiap tahun terjadi peningkatan, akan membawa dampak negatif terhadap kemampuan produksi dan perkembangan populasinya. Kemana puan produksi daging sapi potong tahun 2006 mencapai 290,56 ribu ton,sementara kebutuhan daging sapi mencapai 410,9 ribu ton dengan tingkat konsumsi sebesar 1,84 kg/kapita/tahun atau mengalami defisit sebesar 29,3 %. Sedangkan pertumbuhan sapi potong pa tahun yang sama mencapai sebesar 1,22 % dari populasi yang diprediksikan sebesar 10,8 juta, belum mencukupi kebutuhan daging dengan tingkat defisit sebesar 1,6 juta ekor (14,5 %) dari populasi i 12,4 juta ekor. Upaya pemerintah Cq. Dirjen Peternakan telah mencanangkan swasembada daging sapi tahun 2010, dengan predeksi sebesar 90 – 95 % kebutuhan dipasok dalam negeri dan 5 – 10 % impor dari luar negeri. Untuk mendukung program tersebut diperlukan talaksana pemeliharaan sapi potong melalui inovasi teknologi perkandangan. Tatalaksana perkandangan merupakan salah satu faktor produksi yang belum mendapat perhatian dalam usaha peternakan sapi potong.
khususnya peternakan rakyat. Kontruksi kandang belum sesuai dengan persyaratan teknis akan mengganggu produktivitas ternak, kurang efisien dalam penggunaan tenaga kerja dan berdampak terhadap lingkungan sekitarnya. Kondisi kandang belum mberikan
keleluasaan, kenyamanan dan kesehatan bagi ternak. Beberapa persyaratan yang diperlukan dalam mendirikan kandang antara lain

1.      memenuhi persyaratan kesehatan ternaknya,
2.      mempunyai ventilasi yang baik,
3.      efisiensi dalam pengelolaan
4.      melindungi ternak dari pengaruh iklim dan keamanan kecurian
5.      sertatidak berdampak terhadap lingkungan sekitarnya

Bentuk dan tipe kandang hendaknya disesuaikan dengan lokasi
berdasarkan agroekosistemnya, pola atau tujuan pemeliharaan dankondisi fisiologis ternak.
Petunjuk teknis perkandangan sapi potong ini memuat beberapatipe / macam kandang berdasarkan bentuk dan fungsinya serta berdasarkan tujuan atau pola pemeliharaannya

2.      Identifikasi masalah
Ø  Apa fungsi kandang
Ø  Apa saja persaratan kandang
Ø  Bagaimana tipe kandang berdasarkan bentuk dan fungsinya
3.      Maksud dan tujuan
Ø  Supaya mahasiswa mengetahui fungsi kandag
Ø  Tau dari persaratan kandang
Ø  Mengetahui tipe kandang berdasarkan bentuk dan fungsinya






























BAB II
ISI PEMBAHASAN
2.1 FUNGSI KANDANG
1.      Melindungi ternak dari perubahan cuaca atau iklim yan ekstrim
(panas, hujan dan angina).
2.      Mencegah dan melindungi ternak dari penyakit.
3.      Menjaga keamanan ternak dari pencurian.
4.      Memudahkan pengelolaan ternak dalam proses produksi seperti
pemberian pakan, minum, pengelolaaan kompos dan perkaw n.
5.      Meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja.
2.2  PERSYARATAN KANDANG
Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pembuatankandang untuk sapi potong antara lain dari segi teknis, ekonomis,kesehatan kandang (ventilasi kandang, pembuangan kotoran), efisienpengelolaan dan kesehatan lingkungan sekitarnya.

1. Pemilihan lokasi
Beberapa pertimbangan dalam pemilihan lokasi kandang antaralain:
·         Tersedianya sumber air, terutama untuk minum, memandikan ternak dan membersihkan kandang
·         Dekat dengan sumber pakan.
·         Transportasi mudah, terutama untuk pengadaan pakan dan pemasaran
·         Areal yang ada dapat diperluas
2. Letak bangunana.
·         Mempunyai permukaan yang lebih tinggi dengan kondisi sekelilingnya, sehingga idak terjadi genangan air dan pembuangan kotoran lebih mudah.
·         Tidak berdekatan dengan bangunan umum atau perumahan,minimal 10 meter
·         Tidak menggangu kesehatan lingkungan
·         Agak jauh dengan jalan umum
·         Air limbah tersalur dengan baik
3. Konstruksi
Konstruksi kandang harus kuat, mudah dibersihkan, mempunyai sirkulasi udara yang baik, tidak lembab dan mempunyai empat penampungan kotoran beserta saluran drainasenya. Kontruksi kandang harus mampu menahan beban benturan dan dorongan yangkuat dari ternak. serta menjaga keamanan ternak dari pencurian. Penataan kandang dengan perlengkapannya hendaknya dapat memberikan kenyamanan pada ternak serta memudahkan kerja bagi petugas dalam memberi pakan dan minum, pembuangan kotoran dan penanganan kesehatan ternak.Dalam mendesain konstruksi kandang sapi potong harus didasarkan agroekosistem wilayah setempat, tujuan pemeliharaan, dan status fisiologis ternak. Model kandang sapi potong didataran tinggi, diupayakan lebih tertutup untuk melindungi ternak dari cuaca yang dingin, sedangkan untuk dataran rendah kebalikannya yaitu bentuk kandang yang lebih terbuka. Tipe dan bentuk kandang dibedakan
berdasar status fisiologis dan pola pemeliharaan dibedakan yaitu kandang pembibitan, penggemukan, pembesaran, kandang beranak/menyusui, kandang pejantan, kandang paksa, .

4. Bahan
Dalam pemilihan bahan kandang hendaknya disesuaikan dengan kemampuan ekonomi dan tujuan usaha untuk jangka panjang, menengah atau pendek. Pemilihaan bahan kandang
hendaknya minimal tahan untuk jangka waktu 5 –10 tahun, dengan memanfaatkan dari bahan-bahan lokal yang banyak tersedia. Bagianbagian dan bahan kandang yaitu :

a.      lantai
Lantai kandang harus kuat, tahan lama, tidak licin dan tidak terlalu kasar, mudah dibersihkan dan mampu menopang beban yang adadiatasnya. Lantai kandang dapat berupa tanah yang dipa n, betonatau pasir cemen (PC) dan kayu yang kedap air.
b.      kerangka
Dapat terbuat dari bahan besi, besi beton, kayu dan bambu disesuaikan dengan tujuan dan kondisi yang ada
c.       atap
Terbuat dari bahan genteng, seng, rumbia, asbes dan lain-lain.Untuk daerah panas (dataran rendah) sebaiknya mengunakan bahan genting sebagai atap kandang. Kemiringan atap untuk bahan genting adalah 30 – 45 % , asbes atau seng sebesar 15 – 20 % dan rumbia atau alang-alang sebesar 25 – 30 %, Ketinggian atap untuk dataran rendah 3,5 – 4,5 meter dan dataran tinggi 2,5 – 3,5 meter
d.      dinding
Dibuat dari tembok, kayu, bambu atau bahan lainnya, dibangunlebih tinggi dari sapi waktu berdiri. Untuk dataran rendah, yang suhu udaranya panas dan tidak ada angin kencang, bentuk di ing kandang adalah lebih terbuka, sehingga cukup menggunakan kayu atau bambu yang berfungsi sebagai pagar kandang agar sapi tidak keluar. Dinding kandang yang terbuat dari sekat kayu atau bamb hendaknya mempunyai jarak atar sekat antara 40 – 50 cm. Untuk daerah dataran tinggi dan udaranya dingin atau daerah pinggir pantai yang anginnya kencang, dinding kandang harus lebih
tertutup atau rapat.
e.       Lorong atau gang
Merupakan jalan yang terletak diantara dua kandang individu, untuk memudahkan pengelolaan seperti pemberian pakan, minum dan pembuangan kotoran. Lebar lorong disesuaikan dengan kebutuhan dan model kandang, umumnya bekisar antara 1,2–1,5 meter. Lorong kandang hendaknya dapat dilewati kereta dorong (gerobak) untuk mengangkut bahan pakan dan bahan keperluan lainnya

5. Perlengkapan kandang
Beberapa perlengkapan kandang untuk sapi potong meliiputi :
palungan yaitu tempat pakan, tempat minum, saluran darinase,tempat penampungan kotoran, gudang pakan dan peralatan kandang. Disaping itu harus dilengkapi dengan tempat penampungan air yang terletak diatas (tangki air) yang
dihubungkan dengan pipa ke seluruh kandang.
a.      Palungan
Palungan merupakan tempat pakan dan tempat minum yang berada didepan ternak, terbuat dari kayu atau tembok dengan uran mengikuti lebar kandang. Kandang individu yang mempunyai lebar kadang sebesar 1,5 meter, maka panjang tempat pakan berkisar antara 90 – 100 cm dan tempat minum berkisar antara 50 – 60 cm.
Sedangkan lebar palungan adalah 50 cm, dan tinggi bagia luar 60 cm dan bagian dalam sebesar 40 cm. Ukuran palungan untuk kandang kelompok adalah mengikuti panjang kandang, dengan proporsi tempat minum yang lebih kecil dari tempat pakan
b.      Selokan
Merupakan saluran pembuangan kotoran dan air kencing yangberada dibelakang kandang ternak individu (Gambar 5). Ukuran selokan kandang disesuaikan dengan kondisi kandang tujuan pemeliharaan. Ukuran selokan digunakan pada untuk kandang individu, dengan ukuran lebar 30 – 40 cm dan dalam 5 – 10 cm
Gambar Selokan pembuangan air dibelakang ternak


c.       Tempat penampungan kotoran
Tempat penampungan kotoran bak penampungan yang terletak dibelakang kandang, ukuran dan bentuknya disesuikan dengan kondisi lahan dan tipe kandangnya.
Pembuangan kotoran dari kandang kelompok dilakukan setiap 3-4
bulan sekali sesuai dengan kebutuhan, berupa bak penampungan dan berfungsi untuk proses pengeringan dan pembusukan feses menjadi kompos.
Tempat penampungan kotoran feses dari kandang individu adalah produk akhir berupa biogas atau kompos saja, tergantung tujuan pemanfaatannya. Pengumpulan kotoran kandang berupa feses dan air kencing setiap hari dilakukan melalui saluran drainase menuju tempat penampungan, yang letaknya lebih rendah dari kandang.
Tempat pengumpulan kotoran kandang untuk tujuan kompos, adalah berupa 3 buah bak penampungan dan penyaringan dan 3 buah bak pengeringan yang terletak diatasnya. Sedangkan tempat pengumpulan kotoran kandang untuk tuj biogas adalah berbetuk tangki penampungan yang terbuat dari beton atau
plastik

Tempat pengumpulan dan penyaringan Kotoran kandang

d.      peralatat
Beberapa peralatan yang banyak digunakan untuk kandang sapi potong meliputi : sekop untuk membersihkan kotoran, sapu lidi, sikat, tali sapi dan kereta dorong (gerobak).

Tempat pembuatan biogas
2.3 TIPE KANDANG BERDASARKAN BENTUK DAN FUNGSINYA
1.      kandang individu
Kandang individu atau kandang tunggal, merupakan model kandang satu ternak satu kandang. Pada bagian depan ternak merupakan tempat palungan (tempat pakan dan air minum), sedangkan bagian belakang adalah selokan pembuangan kotoran. Sekat pemisah pada kandang tipe ini lebih diutamakan pada bagian depan ternak mulai palungan sampai bagian badan ternak atau mulai palungan sampai batas pinggul ternak Tinggi sekat pemisah sekat sekitar 1 m atau setinggi badan sapi. Sapi di kandang ndividu diikat dengan tali tampar pada lantai depan guna menghindari perkelahian sesamanya Luas kandang individu disesuaikan dengan ukuran tubuh sapi yaitu sekitar panjang 2,5 meter dan lebar 1,5 meter
Biaya kandang individu lebih tinggi dibanding kandang kelompok(biaya pembuatan kandang, biaya tenaga kerja untuk memandikan sapi dan pembersihan kandang). Kelebihan kandang individu dibanding kandang kelompok yaitu : sapi lebih tenang dan tidak mudah stress, pemberian pakan dapat terkontrol sesuai dengan kebutuhan ternak, menghindari persaingan pakan dan keributan da m kandang.
Menurut susunannya, terdapat tiga macam kandang individu yaitu
a.       Satu baris dengan posisi kepala searah
b.      Dua baris dengan posisi kepala searah, dengan lorong ditengah
c.       Dua baris dengan posisi kepala berlawanan , dengan lorong di tengah

Kandang individu satu baris searah tanpa dari samping depan
Kandang individu satu baris searah tampak daridepan tampak dari samping belakang

Kandang individu model dua baris kepala searah dengan lorong ditengah

Kandang indivdu dengan model satu baris kepala searah, biasanya menggunakan tipe kandang yang mempunyai atap satu bi g (Shade), dimana lorong yang digunakan untuk memberi pakan dan minum terletak di muka deretan kandang
Kandang individu model dua baris, biasanya menggunakan tipe kandang yang mempunyai atap dua bidang (Gable, Monitor dan Semi monitor). Lorong ditengah pada kandang yang mempunyai posisi kepala searah adalah untuk memberi pakan dan minum, sedangkan
pada kandang yang mempunyai posisi kepala berlawanan, lorong ditengah adalah untuk membersihkan kotoran dan feces

2.      Kandang kelompok
Kadang kelompok atau dikenal dengan koloni/komunal merupakan model kandang dalam suatu ruangan kandang ditempatkan ekor ternak, secara bebas tanpa diikat.Keunggulan model kandang kelompok dibanding kandang individu adalah efisiensi dalam penggunaan tenaga kerja rutin terutama pembersihan kotoran kandang ,memandikan sapi, deteksi birahi dan perkawinan alam.Dalam hal ini satu orang tenaga kandang mampu menangani sekitar 50 ekor, bila dibanding kandang individu sekitar 20 – 25 ekor.. Berdasarkan bentuk atap, kandang kelompok terdapat dua macam yaitu:

a.       a Kandang kelompok beratap seluruhnya
b.      Kandang kelompok beratap sebagian.
Kandang kelompok beratap seluruhnya merupakan kandang kelompok terhindar dari pengaruh hujan dan mata hari. Tipe lantai yang digunakan kandan ni adalah alas litter, dan pembongkaran litter lantai kandang di kukan apabila tinggi litter mencapai setinggi 40 cm, atau dilakukan pembersihan sekitar 3 – 4 kali dalam setahun. Alas letter dari kandang kelompok selanjutnya dikumpulkan dan dikeringkan di tempat penampungan

Kandang kelompok beratap seluruhnya


Kondisi ternak dalam kandang kelompok



untuk digiling sebagai kompos yang baik. Kapasitas tampung ternak dalam satu kandang model ini adalah sekitar per ekor 5–6 m2, dan disesuaikan dengan kondisi litter, yaitu semakin padat kondisi litter akan mudah becek.
Sepanjang bagian sisi kandang dilengkapi dengan tempat palungan
yaitu pada sisi depan untuk tempat pakan hijauan dan tempat air minum secara terpisah, sedangkan pada sisi belakang kandang palungan untuk tempat pakan penguat atau konsentrat. Kandang kelompok beratap sebagian merupakan kandang kelompok, pada bagian depan kandang (terutama tempat lungan) ditutupi oleh atap. Kandang kelompok model ini identik dengan kandang pelumbaran terbatas
Lantai kandang model ini menggunakan lantai semen atau
betton berpori (model wavin) terutama pada bagian lantai yang tidak beratap. Pada bagian belakang kandang dilengkapi selokan
            pembuangan terutama untuk menjaga kebersihan lantai ka ng pada
musim hujan. Alas lantai pada model kandang ini tidak menggunakan alas dasar litter, namun bahan alas litter hanya disebarkan pada lantai (terutama lantai yang beratap) yang becek. Pembuangan feses dilakukan secara berkala yaitu 3 – 4 kali setahun atau sesuai
kebutuhan. Kelebihan sistem perkandang ini adalah ternak lebih bebas dan
adanya rak penyimpanan pakan kering (seperti jerami) sehingga pakan hijauan kering selalu tersedia.










Kandang kelompok beratap sebagian beserta rak penyimpananpakan















2.4     TATALAKSANA PERKANDANGAN
Tatalaksana perkandangan sapi potong sesuai dengan tuj danpola pemeliharaan meliputi kandang pembibitan, pembesaran dan penggemukan.Sedangkan kandang pendukungnya adalah kandang beranak atau kandang laktasi, kandang pejantan,  kandan perawatan dan kandang paksa.
1.      Kandang pembibitan
Tatalaksana kandang untuk pembibitan digunakan untuk
pemeliharan induk/calon induk dengan tujuan untuk men hasilkan anak atau pedet sampai sapih umur 4–7 bulan. Tipe kandang untuk program pembibitan sapi potong berdasarkan program perkawinanya,     yaitu menggunakan kandang individu atau kandang kelompok. Kandang individu bila perkawinannya menggunakan kawin suntik (IB) atau dibawa ke pejantan sesuai dengan keinginannya. Kandang kelompok yaitu kawin dengan pejantan yang ada dalam kandang tersebut.
Pola pemeliharaan induk pada kandang individu membutuhkan pengamatan terhadap aktivitas reproduksinya yaitu saat birahi, untuk dibawa ke kandang kawin dengan menggunakan pejantan ya diinginkan. Induk yang telah bunting (8-9 bulan) pada kandang individu, pada kandang beranak/laktasi sampai pedet berumur 2 bulan.Induk laktasi setelah 2 bulan, dikawinkan lagi bila birahi, kemudian induk dikembalikan pada kandang individu (Gambar 14). Pola pemeliharaan pada kandang kelompok, tidak membutuhkan pengamatan khusus terhadap aktivitas reproduksinya karena ternak kawin sendiri dalam kandang saat birahi. Induk saat bunting (7 – 8 bulan) pada kandang koloni segera ditempatkan pada kandang
beranak sampai anaknya berumur 2 bulan, selanjutnya setelah induk
laktasi 2 bulan dikembalikan pada pada kelompok semula atau pada kandang lain yang berbeda pejantannya. Pola pemeliharaan dengan kandang kelompok ini akan memperpendek jarak beranak atau calving interval dibanding kandang individu, karena pola perkawinannya terjadi secara alami.
2.      Kandang beranak
Kandang beranak atau kandang menyusui adalah kandang unk pemeliharaan khusus induk atau calon induk yang telah bunting tua (8-9 bulan) sampai menyapih pedetnya, dengan tujuan menjaga keselamatan dan keberlangsungan hidup pedet.

Kandang beranak tanpak

Kontruksi kandang beranak harus memberi kenyamanan dan keleluasaan bagi induk dan pedet selama menyusui. Kandang beranak termasuk tipe individu yang dilengkapi dengan palungan pada bagian depan, dan selokan pada bagian dibelakang ternak, serta di
belakang kandang dilengkapi dengan halaman pelumbaran bar 17). Lantai kandang selalu bersih, kering dan tidak . Kontruksi pagar pelumbaran adalah lebih rapat yang menjamin pedet tidak keluar kandang. Luas kandang beranak mempunyai ukuran 3X3 meter termasuk palungan didalamnya.
Pelumbaran kandang beranak dari dalam.

3.      Kandang pembesaran
Kandang pembesaran untuk pemeliharaan pedet lepas sapih yaitu antara umur 4–7 bulan sampai dewasa antara umur 18–24 bulan (Gambar 18 dan 20). Tipe kandang ini adalah kandang ke mpok yang mempunyai pelumbaran. Kontruksi kandang pembesaran unt pedet lepas sapih harus menjamin ternak tidak bisa keluar pagar serta mampu mencapai pakan di dalam palungan. Oleh karena itu jarak antar sekat pada pagar dan depan palungan maximal sebesar 40 cm. Tinggi palungan ke lantai (bagian luar) sekitar 50 cm dan tinggi palungan bagian dalam sekitar 40 cm ( Gambar 19). Kapsitas kandang untuk pembesaran per ekor sebesar 2,5 – 3 m. Tatalaksana yang
Kandang pembesaran tampak dari depan

perlu mendapat perhatian untuk kandang pembesaran adalah kepadatan kaitannya dengan kecukupan sarana (palungan), dan kondisi ternak yang dipelihara dalam satu kandang harus mempunyai kondisi badan yang sama atau hampir sama, untuk menghindari persaingan sesamanya. Pemeliharaan berikutnya setelah dari kandang pembesaran dilakukan pemisahan antara jantan dan betina, yaitu ternak jantan dipelihara pada kandang penggemukan atau sebagai calon pejantan dan yang betina sebagai replacement stok untuk calon induk.

Ukuran depan kandang pembesaran

4.      Kandang penggemukan
Kandang penggemukan untuk pemeliharaan sapi jantan dewasa beberapa bulan sampai mencapai bobot tertentu. Lama pemeliharaan ternak pada kandang penggemukan berkisar antara 4 – 12 bulan, tergantung pada kondisi awal ternak (umur dan bobot badan) dan ransum yang diberikan. Tipe kandang untuk penggemukan jantan dewasa adalah tipe kandang individu, untuk menghindari perkelahian sesamanya Beberapa model kandang penggemukan dengan sistem kereman dibuat lebih tertutup rapat dan sedikit gerak untuk me urangi kehilangan energi dan mempercepat proses penggemukan.


Kandang kelompok pembesaran

Tempat bank pakan jerami

5.      Kandang paksa
Kandang paksa atau lebih dikenal dengan kandang jepit lah untuk melakukan kegiatan perkawinan IB, perawatan kesehatan (potong kuku) dan lain sebagainya. Kontruksi kandang paksa harus kuat untuk menahan gerakan sapi. Ukuran kandang paksa yaitu panjang sebesar110 cm, lebar sebesar 70 dan tinggi sebesar 110 cm. Pada bagian sisi depan kandang dibuat lang untuk menjepit leher ternak.


Kandang paksa tampak dari samping

6.      Kandang pejantan
Kandang pejantan untuk pemeliharan sapi jantan yang k usus digunakan sebagai pemacek. Tipe kandang pejantan adala individu yang dilengkapi dengan palungan (sisi depan) dan saluran pembuangan kotoran pada sisi belakang (Gambar 23). Kontruksi kandang pejantan harus kuat serta mampu menahan benturan dan dorongan serta memberikan kenyamanan dan keleluasaan bagi ternak. Luas kandang pejantan adalah panjang (sisi samping) sebesar 270 cm dan lebar (sisi depan) sebesar 200 cm.
Kandang pejantan

7.      Kandang karantina
Kadang karangtina digunakan kandang khusus mengisolasi ternak dari ternak yang lain dengan tujuan pengobatan dan pencegahan penyebaran suatu penyakit. Kandang karangtina letaknya terpisah dari kandang yang lain.














BAB III
KESIMPULAN
Kandang merupakan suatu bangunan yang digunakan sebagai tempat tinggal ternak untuk sebagian atau sepanjang hidupnya. Selain kandang suatu peternakan yang dikelola dengan tata laksana pemeliharaaan yang baik memerlukan sarana fisik sebagai penunjang dan kelengkapan. Sarana fisik tersebut antara lain kantor kelola, gudang, kebun hijauan makanan ternak dan jalan. Komplek kandang dan bangunan-bangunan pendukung tersebut disebut sebagai perkandangan. Dengan demikian perkandangan adalah segala aspek fisik yang berkaitan dengan kandang dan sarana maupun prasarana yang bersifat sebagai penunjang kelengkapan dalam suatu peternakan.
Pungsi kandang yaitu:
1.      Melindungi ternak dari perubahan cuaca atau iklim yan ekstrem
(panas, hujan dan angina).
2.      Mencegah dan melindungi ternak dari penyakit.
3.      Menjaga keamanan ternak dari pencurian.
4.      Memudahkan pengelolaan ternak dalam proses produksi seperti
pemberian pakan, minum, pengelolaaan kompos dan perkawinan .Meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja












DAFTAR PUSTAKA
Anonimus,2000. PenggemukanSapi Potong dengan Menggunakan
Probiotik Starbio. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Padang
Marpoyan–Riau.Badan Litbang Pertanian.
Dirjen Peternakan. 2006. Implementasi Program menuju swasembada
daging 2010. Strategi dan Kendala. Makalah disampaikan pada
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. P bang
Peternakan.
Hall,J.M. and R. Sansoucy. 1981. Open Yard Housing for Young
Cattle. Food and Agriculture Organization of The United Nation.
Rome.
O’Mary,C.C. and I.A.Dyer. 1972 Commercial Beef Cattle n.
Lea & Febiger. Philadelphia.
Siregar, A.R., B.Hariyanto, E.Setiawan dan A.Mulyadi.1996. Pedoman
Usaha Sapi Bakalan dalam SistemUsaha Pertanian Berwawasan
Agrisnis Komponen Ternak.
PusatPenelitiandanpengembanganPeternakan. Bogor.
Santosa, U.2002. Prospek Agribisnis Penggemukan Pede