MAKALAH
Sistem
perkandangan sapi potong
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Produksi Sapi Potong Dan Kerbau yang
dibimbing oleh:
Mega Royani.Spt.MS
Disusun oleh:
Rigitno:24032115136
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GARUT
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “sistem perkandangan sapi potong”.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang saya miliki.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya
saya berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang
telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Kebutuhan daging sapi potong
secara nasional setiap tahun terjadi peningkatan, akan membawa dampak negatif
terhadap kemampuan produksi dan perkembangan populasinya. Kemana puan produksi
daging sapi potong tahun 2006 mencapai 290,56 ribu ton,sementara kebutuhan
daging sapi mencapai 410,9 ribu ton dengan tingkat konsumsi sebesar 1,84
kg/kapita/tahun atau mengalami defisit sebesar 29,3 %. Sedangkan pertumbuhan
sapi potong pa tahun yang sama mencapai sebesar 1,22 % dari populasi yang
diprediksikan sebesar 10,8 juta, belum mencukupi kebutuhan daging dengan
tingkat defisit sebesar 1,6 juta ekor (14,5 %) dari populasi i 12,4 juta ekor.
Upaya pemerintah Cq. Dirjen Peternakan telah mencanangkan swasembada daging
sapi tahun 2010, dengan predeksi sebesar 90 – 95 % kebutuhan dipasok dalam
negeri dan 5 – 10 % impor dari luar negeri. Untuk mendukung program tersebut
diperlukan talaksana pemeliharaan sapi potong melalui inovasi teknologi
perkandangan. Tatalaksana perkandangan merupakan salah satu faktor produksi
yang belum mendapat perhatian dalam usaha peternakan sapi potong.
khususnya peternakan rakyat.
Kontruksi kandang belum sesuai dengan persyaratan teknis akan mengganggu
produktivitas ternak, kurang efisien dalam penggunaan tenaga kerja dan
berdampak terhadap lingkungan sekitarnya. Kondisi kandang belum mberikan
keleluasaan,
kenyamanan dan kesehatan bagi ternak. Beberapa persyaratan yang diperlukan
dalam mendirikan kandang antara lain
1.
memenuhi
persyaratan kesehatan ternaknya,
2.
mempunyai
ventilasi yang baik,
3.
efisiensi
dalam pengelolaan
4.
melindungi
ternak dari pengaruh iklim dan keamanan kecurian
5.
sertatidak
berdampak terhadap lingkungan sekitarnya
Bentuk dan tipe kandang hendaknya
disesuaikan dengan lokasi
berdasarkan
agroekosistemnya, pola atau tujuan pemeliharaan dankondisi fisiologis ternak.
Petunjuk
teknis perkandangan sapi potong ini memuat beberapatipe / macam kandang berdasarkan
bentuk dan fungsinya serta berdasarkan tujuan atau pola pemeliharaannya
2.
Identifikasi
masalah
Ø
Apa
fungsi kandang
Ø
Apa
saja persaratan kandang
Ø
Bagaimana tipe kandang berdasarkan bentuk dan
fungsinya
3.
Maksud
dan tujuan
Ø
Supaya
mahasiswa mengetahui fungsi kandag
Ø
Tau
dari persaratan kandang
Ø
Mengetahui
tipe kandang berdasarkan bentuk dan fungsinya
BAB
II
ISI
PEMBAHASAN
2.1 FUNGSI KANDANG
1.
Melindungi
ternak dari perubahan cuaca atau iklim yan ekstrim
(panas, hujan dan angina).
2.
Mencegah
dan melindungi ternak dari penyakit.
3.
Menjaga
keamanan ternak dari pencurian.
4.
Memudahkan
pengelolaan ternak dalam proses produksi seperti
pemberian pakan, minum,
pengelolaaan kompos dan perkaw n.
5. Meningkatkan efisiensi penggunaan
tenaga kerja.
2.2 PERSYARATAN KANDANG
Beberapa
persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pembuatankandang untuk sapi potong
antara lain dari segi teknis, ekonomis,kesehatan kandang (ventilasi kandang,
pembuangan kotoran), efisienpengelolaan dan kesehatan lingkungan sekitarnya.
1.
Pemilihan lokasi
Beberapa pertimbangan dalam
pemilihan lokasi kandang antaralain:
·
Tersedianya
sumber air, terutama untuk minum, memandikan ternak dan membersihkan kandang
·
Dekat
dengan sumber pakan.
·
Transportasi
mudah, terutama untuk pengadaan pakan dan pemasaran
·
Areal
yang ada dapat diperluas
2.
Letak bangunana.
·
Mempunyai
permukaan yang lebih tinggi dengan kondisi sekelilingnya, sehingga idak terjadi
genangan air dan pembuangan kotoran lebih mudah.
·
Tidak
berdekatan dengan bangunan umum atau perumahan,minimal 10 meter
·
Tidak
menggangu kesehatan lingkungan
·
Agak
jauh dengan jalan umum
·
Air
limbah tersalur dengan baik
3.
Konstruksi
Konstruksi kandang harus kuat,
mudah dibersihkan, mempunyai sirkulasi udara yang baik, tidak lembab dan
mempunyai empat penampungan kotoran beserta saluran drainasenya. Kontruksi
kandang harus mampu menahan beban benturan dan dorongan yangkuat dari ternak.
serta menjaga keamanan ternak dari pencurian. Penataan kandang dengan
perlengkapannya hendaknya dapat memberikan kenyamanan pada ternak serta
memudahkan kerja bagi petugas dalam memberi pakan dan minum, pembuangan kotoran
dan penanganan kesehatan ternak.Dalam mendesain konstruksi kandang sapi potong
harus didasarkan agroekosistem wilayah setempat, tujuan pemeliharaan, dan
status fisiologis ternak. Model kandang sapi potong didataran tinggi,
diupayakan lebih tertutup untuk melindungi ternak dari cuaca yang dingin,
sedangkan untuk dataran rendah kebalikannya yaitu bentuk kandang yang lebih
terbuka. Tipe dan bentuk kandang dibedakan
berdasar
status fisiologis dan pola pemeliharaan dibedakan yaitu kandang pembibitan,
penggemukan, pembesaran, kandang beranak/menyusui, kandang pejantan, kandang
paksa, .
4.
Bahan
Dalam pemilihan bahan kandang
hendaknya disesuaikan dengan kemampuan ekonomi dan tujuan usaha untuk jangka
panjang, menengah atau pendek. Pemilihaan bahan kandang
hendaknya
minimal tahan untuk jangka waktu 5 –10 tahun, dengan memanfaatkan dari
bahan-bahan lokal yang banyak tersedia. Bagianbagian dan bahan kandang yaitu :
a. lantai
Lantai kandang harus kuat, tahan
lama, tidak licin dan tidak terlalu kasar, mudah dibersihkan dan mampu menopang
beban yang adadiatasnya. Lantai kandang dapat berupa tanah yang dipa n,
betonatau pasir cemen (PC) dan kayu yang kedap air.
b. kerangka
Dapat terbuat dari bahan besi, besi beton, kayu dan
bambu disesuaikan dengan tujuan dan kondisi yang ada
c. atap
Terbuat dari bahan genteng, seng, rumbia, asbes dan
lain-lain.Untuk daerah panas (dataran rendah) sebaiknya mengunakan bahan
genting sebagai atap kandang. Kemiringan atap untuk bahan genting adalah 30 –
45 % , asbes atau seng sebesar 15 – 20 % dan rumbia atau alang-alang sebesar 25
– 30 %, Ketinggian atap untuk dataran rendah 3,5 – 4,5 meter dan dataran tinggi
2,5 – 3,5 meter
d. dinding
Dibuat dari tembok, kayu, bambu atau bahan lainnya,
dibangunlebih tinggi dari sapi waktu berdiri. Untuk dataran rendah, yang suhu
udaranya panas dan tidak ada angin kencang, bentuk di ing kandang adalah lebih
terbuka, sehingga cukup menggunakan kayu atau bambu yang berfungsi sebagai
pagar kandang agar sapi tidak keluar. Dinding kandang yang terbuat dari sekat
kayu atau bamb hendaknya mempunyai jarak atar sekat antara 40 – 50 cm. Untuk
daerah dataran tinggi dan udaranya dingin atau daerah pinggir pantai yang anginnya
kencang, dinding kandang harus lebih
tertutup
atau rapat.
e. Lorong
atau gang
Merupakan jalan yang terletak diantara dua kandang
individu, untuk memudahkan pengelolaan seperti pemberian pakan, minum dan
pembuangan kotoran. Lebar lorong disesuaikan dengan kebutuhan dan model
kandang, umumnya bekisar antara 1,2–1,5 meter. Lorong kandang hendaknya dapat
dilewati kereta dorong (gerobak) untuk mengangkut bahan pakan dan bahan
keperluan lainnya
5. Perlengkapan kandang
Beberapa perlengkapan kandang
untuk sapi potong meliiputi :
palungan
yaitu tempat pakan, tempat minum, saluran darinase,tempat penampungan kotoran,
gudang pakan dan peralatan kandang. Disaping itu harus dilengkapi dengan tempat
penampungan air yang terletak diatas (tangki air) yang
dihubungkan
dengan pipa ke seluruh kandang.
a. Palungan
Palungan merupakan tempat pakan dan tempat minum
yang berada didepan ternak, terbuat dari kayu atau tembok dengan uran mengikuti
lebar kandang. Kandang individu yang mempunyai lebar kadang sebesar 1,5 meter,
maka panjang tempat pakan berkisar antara 90 – 100 cm dan tempat minum berkisar
antara 50 – 60 cm.
Sedangkan
lebar palungan adalah 50 cm, dan tinggi bagia luar 60 cm dan bagian dalam
sebesar 40 cm. Ukuran palungan untuk kandang kelompok adalah mengikuti panjang
kandang, dengan proporsi tempat minum yang lebih kecil dari tempat pakan
b. Selokan
Merupakan saluran pembuangan kotoran dan air kencing
yangberada dibelakang kandang ternak individu (Gambar 5). Ukuran selokan
kandang disesuaikan dengan kondisi kandang tujuan pemeliharaan. Ukuran selokan
digunakan pada untuk kandang individu, dengan ukuran lebar 30 – 40 cm dan dalam
5 – 10 cm
Gambar Selokan pembuangan air dibelakang
ternak
c.
Tempat
penampungan kotoran
Tempat
penampungan kotoran bak penampungan yang terletak dibelakang kandang, ukuran
dan bentuknya disesuikan dengan kondisi lahan dan tipe kandangnya.
Pembuangan kotoran dari kandang
kelompok dilakukan setiap 3-4
bulan
sekali sesuai dengan kebutuhan, berupa bak penampungan dan berfungsi untuk
proses pengeringan dan pembusukan feses menjadi kompos.
Tempat penampungan kotoran feses
dari kandang individu adalah produk akhir berupa biogas atau kompos saja,
tergantung tujuan pemanfaatannya. Pengumpulan kotoran kandang berupa feses dan
air kencing setiap hari dilakukan melalui saluran drainase menuju tempat
penampungan, yang letaknya lebih rendah dari kandang.
Tempat pengumpulan kotoran
kandang untuk tujuan kompos, adalah berupa 3 buah bak penampungan dan
penyaringan dan 3 buah bak pengeringan yang terletak diatasnya. Sedangkan
tempat pengumpulan kotoran kandang untuk tuj biogas adalah berbetuk tangki
penampungan yang terbuat dari beton atau
plastik
Tempat pengumpulan dan
penyaringan Kotoran kandang
d. peralatat
Beberapa
peralatan yang banyak digunakan untuk kandang sapi potong meliputi : sekop
untuk membersihkan kotoran, sapu lidi, sikat, tali sapi dan kereta dorong
(gerobak).
Tempat pembuatan
biogas
2.3 TIPE KANDANG BERDASARKAN BENTUK DAN FUNGSINYA
1.
kandang
individu
Kandang
individu atau kandang tunggal, merupakan model kandang satu ternak satu
kandang. Pada bagian depan ternak merupakan tempat palungan (tempat pakan dan
air minum), sedangkan bagian belakang adalah selokan pembuangan kotoran. Sekat
pemisah pada kandang tipe ini lebih diutamakan pada bagian depan ternak mulai
palungan sampai bagian badan ternak atau mulai palungan sampai batas pinggul
ternak Tinggi sekat pemisah sekat sekitar 1 m atau setinggi badan sapi. Sapi di
kandang ndividu diikat dengan tali tampar pada lantai depan guna menghindari
perkelahian sesamanya Luas kandang individu disesuaikan dengan ukuran tubuh
sapi yaitu sekitar panjang 2,5 meter dan lebar 1,5 meter
Biaya kandang individu lebih
tinggi dibanding kandang kelompok(biaya pembuatan kandang, biaya tenaga kerja
untuk memandikan sapi dan pembersihan kandang). Kelebihan kandang individu
dibanding kandang kelompok yaitu : sapi lebih tenang dan tidak mudah stress,
pemberian pakan dapat terkontrol sesuai dengan kebutuhan ternak, menghindari
persaingan pakan dan keributan da m kandang.
Menurut
susunannya, terdapat tiga macam kandang individu yaitu
a.
Satu
baris dengan posisi kepala searah
b.
Dua
baris dengan posisi kepala searah, dengan lorong ditengah
c.
Dua
baris dengan posisi kepala berlawanan , dengan lorong di tengah
Kandang individu satu
baris searah tanpa dari samping depan
Kandang individu satu
baris searah tampak daridepan tampak dari samping belakang
Kandang individu
model dua baris kepala searah dengan lorong ditengah
Kandang indivdu dengan model satu
baris kepala searah, biasanya menggunakan tipe kandang yang mempunyai atap satu
bi g (Shade), dimana lorong yang digunakan untuk memberi pakan dan minum
terletak di muka deretan kandang
Kandang
individu model dua baris, biasanya menggunakan tipe kandang yang mempunyai atap
dua bidang (Gable, Monitor dan Semi monitor). Lorong ditengah pada kandang yang
mempunyai posisi kepala searah adalah untuk memberi pakan dan minum, sedangkan
pada
kandang yang mempunyai posisi kepala berlawanan, lorong ditengah adalah untuk
membersihkan kotoran dan feces
2. Kandang
kelompok
Kadang kelompok atau dikenal dengan koloni/komunal
merupakan model kandang dalam suatu ruangan kandang ditempatkan ekor ternak,
secara bebas tanpa diikat.Keunggulan model kandang kelompok dibanding kandang
individu adalah efisiensi dalam penggunaan tenaga kerja rutin terutama
pembersihan kotoran kandang ,memandikan sapi, deteksi birahi dan perkawinan
alam.Dalam hal ini satu orang tenaga kandang mampu menangani sekitar 50 ekor,
bila dibanding kandang individu sekitar 20 – 25 ekor.. Berdasarkan bentuk atap,
kandang kelompok terdapat dua macam yaitu:
a.
a
Kandang kelompok beratap seluruhnya
b.
Kandang
kelompok beratap sebagian.
Kandang kelompok beratap seluruhnya merupakan
kandang kelompok terhindar dari pengaruh hujan dan mata hari. Tipe lantai yang
digunakan kandan ni adalah alas litter, dan pembongkaran litter lantai kandang
di kukan apabila tinggi litter mencapai setinggi 40 cm, atau dilakukan
pembersihan sekitar 3 – 4 kali dalam setahun. Alas letter dari kandang kelompok
selanjutnya dikumpulkan dan dikeringkan di tempat penampungan
Kandang kelompok
beratap seluruhnya
Kondisi ternak dalam
kandang kelompok
untuk
digiling sebagai kompos yang baik. Kapasitas tampung ternak dalam satu kandang
model ini adalah sekitar per ekor 5–6 m2, dan disesuaikan dengan kondisi
litter, yaitu semakin padat kondisi litter akan mudah becek.
Sepanjang bagian sisi kandang
dilengkapi dengan tempat palungan
yaitu
pada sisi depan untuk tempat pakan hijauan dan tempat air minum secara
terpisah, sedangkan pada sisi belakang kandang palungan untuk tempat pakan
penguat atau konsentrat. Kandang kelompok beratap sebagian merupakan kandang
kelompok, pada bagian depan kandang (terutama tempat lungan) ditutupi oleh
atap. Kandang kelompok model ini identik dengan kandang pelumbaran terbatas
Lantai kandang model ini
menggunakan lantai semen atau
betton
berpori (model wavin) terutama pada bagian lantai yang tidak beratap. Pada
bagian belakang kandang dilengkapi selokan
pembuangan terutama untuk menjaga
kebersihan lantai ka ng pada
musim
hujan. Alas lantai pada model kandang ini tidak menggunakan alas dasar litter,
namun bahan alas litter hanya disebarkan pada lantai (terutama lantai yang
beratap) yang becek. Pembuangan feses dilakukan secara berkala yaitu 3 – 4 kali
setahun atau sesuai
kebutuhan.
Kelebihan sistem perkandang ini adalah ternak lebih bebas dan
adanya
rak penyimpanan pakan kering (seperti jerami) sehingga pakan hijauan kering
selalu tersedia.
Kandang kelompok
beratap sebagian beserta rak penyimpananpakan
2.4
TATALAKSANA
PERKANDANGAN
Tatalaksana
perkandangan sapi potong sesuai dengan tuj danpola pemeliharaan meliputi
kandang pembibitan, pembesaran dan penggemukan.Sedangkan kandang pendukungnya
adalah kandang beranak atau kandang laktasi, kandang pejantan, kandan perawatan dan kandang paksa.
1. Kandang
pembibitan
Tatalaksana kandang untuk
pembibitan digunakan untuk
pemeliharan
induk/calon induk dengan tujuan untuk men hasilkan anak atau pedet sampai sapih
umur 4–7 bulan. Tipe kandang untuk program pembibitan sapi potong berdasarkan
program perkawinanya, yaitu
menggunakan kandang individu atau kandang kelompok. Kandang individu bila
perkawinannya menggunakan kawin suntik (IB) atau dibawa ke pejantan sesuai
dengan keinginannya. Kandang kelompok yaitu kawin dengan pejantan yang ada
dalam kandang tersebut.
Pola pemeliharaan induk pada
kandang individu membutuhkan pengamatan terhadap aktivitas reproduksinya yaitu
saat birahi, untuk dibawa ke kandang kawin dengan menggunakan pejantan ya
diinginkan. Induk yang telah bunting (8-9 bulan) pada kandang individu, pada
kandang beranak/laktasi sampai pedet berumur 2 bulan.Induk laktasi setelah 2
bulan, dikawinkan lagi bila birahi, kemudian induk dikembalikan pada kandang
individu (Gambar 14). Pola pemeliharaan pada kandang kelompok, tidak
membutuhkan pengamatan khusus terhadap aktivitas reproduksinya karena ternak
kawin sendiri dalam kandang saat birahi. Induk saat bunting (7 – 8 bulan) pada
kandang koloni segera ditempatkan pada kandang
beranak
sampai anaknya berumur 2 bulan, selanjutnya setelah induk
laktasi 2 bulan dikembalikan pada
pada kelompok semula atau pada kandang lain yang berbeda pejantannya. Pola
pemeliharaan dengan kandang kelompok ini akan memperpendek jarak beranak atau
calving interval dibanding kandang individu, karena pola perkawinannya terjadi
secara alami.
2. Kandang
beranak
Kandang beranak atau kandang menyusui adalah kandang
unk pemeliharaan khusus induk atau calon induk yang telah bunting tua (8-9
bulan) sampai menyapih pedetnya, dengan tujuan menjaga keselamatan dan
keberlangsungan hidup pedet.
Kandang beranak tanpak
Kontruksi
kandang beranak harus memberi kenyamanan dan keleluasaan bagi induk dan pedet
selama menyusui. Kandang beranak termasuk tipe individu yang dilengkapi dengan
palungan pada bagian depan, dan selokan pada bagian dibelakang ternak, serta di
belakang
kandang dilengkapi dengan halaman pelumbaran bar 17). Lantai kandang selalu
bersih, kering dan tidak . Kontruksi pagar pelumbaran adalah lebih rapat yang
menjamin pedet tidak keluar kandang. Luas kandang beranak mempunyai ukuran 3X3
meter termasuk palungan didalamnya.
Pelumbaran kandang beranak dari
dalam.
3. Kandang
pembesaran
Kandang
pembesaran untuk pemeliharaan pedet lepas sapih yaitu antara umur 4–7 bulan
sampai dewasa antara umur 18–24 bulan (Gambar 18 dan 20). Tipe kandang ini
adalah kandang ke mpok yang mempunyai pelumbaran. Kontruksi kandang pembesaran
unt pedet lepas sapih harus menjamin ternak tidak bisa keluar pagar serta mampu
mencapai pakan di dalam palungan. Oleh karena itu jarak antar sekat pada pagar
dan depan palungan maximal sebesar 40 cm. Tinggi palungan ke lantai (bagian
luar) sekitar 50 cm dan tinggi palungan bagian dalam sekitar 40 cm ( Gambar
19). Kapsitas kandang untuk pembesaran per ekor sebesar 2,5 – 3 m. Tatalaksana
yang
Kandang pembesaran
tampak dari depan
perlu
mendapat perhatian untuk kandang pembesaran adalah kepadatan kaitannya dengan
kecukupan sarana (palungan), dan kondisi ternak yang dipelihara dalam satu
kandang harus mempunyai kondisi badan yang sama atau hampir sama, untuk
menghindari persaingan sesamanya. Pemeliharaan berikutnya setelah dari kandang
pembesaran dilakukan pemisahan antara jantan dan betina, yaitu ternak jantan
dipelihara pada kandang penggemukan atau sebagai calon pejantan dan yang betina
sebagai replacement stok untuk calon induk.
Ukuran depan kandang
pembesaran
4. Kandang
penggemukan
Kandang penggemukan untuk pemeliharaan sapi jantan
dewasa beberapa bulan sampai mencapai bobot tertentu. Lama pemeliharaan ternak
pada kandang penggemukan berkisar antara 4 – 12 bulan, tergantung pada kondisi
awal ternak (umur dan bobot badan) dan ransum yang diberikan. Tipe kandang
untuk penggemukan jantan dewasa adalah tipe kandang individu, untuk menghindari
perkelahian sesamanya Beberapa model kandang penggemukan dengan sistem kereman
dibuat lebih tertutup rapat dan sedikit gerak untuk me urangi kehilangan energi
dan mempercepat proses penggemukan.
Kandang kelompok
pembesaran
Tempat bank pakan
jerami
5. Kandang
paksa
Kandang paksa atau lebih dikenal dengan kandang
jepit lah untuk melakukan kegiatan perkawinan IB, perawatan kesehatan (potong
kuku) dan lain sebagainya. Kontruksi kandang paksa harus kuat untuk menahan
gerakan sapi. Ukuran kandang paksa yaitu panjang sebesar110 cm, lebar sebesar
70 dan tinggi sebesar 110 cm. Pada bagian sisi depan kandang dibuat lang untuk
menjepit leher ternak.
Kandang paksa tampak
dari samping
6.
Kandang
pejantan
Kandang
pejantan untuk pemeliharan sapi jantan yang k usus digunakan sebagai pemacek.
Tipe kandang pejantan adala individu yang dilengkapi dengan palungan (sisi
depan) dan saluran pembuangan kotoran pada sisi belakang (Gambar 23). Kontruksi
kandang pejantan harus kuat serta mampu menahan benturan dan dorongan serta
memberikan kenyamanan dan keleluasaan bagi ternak. Luas kandang pejantan adalah
panjang (sisi samping) sebesar 270 cm dan lebar (sisi depan) sebesar 200 cm.
Kandang pejantan
7. Kandang
karantina
Kadang karangtina digunakan kandang khusus
mengisolasi ternak dari ternak yang lain dengan tujuan pengobatan dan
pencegahan penyebaran suatu penyakit. Kandang karangtina letaknya terpisah dari
kandang yang lain.
BAB
III
KESIMPULAN
Kandang
merupakan suatu bangunan yang digunakan sebagai tempat tinggal ternak untuk
sebagian atau sepanjang hidupnya. Selain kandang suatu peternakan yang dikelola
dengan tata laksana pemeliharaaan yang baik memerlukan sarana fisik sebagai
penunjang dan kelengkapan. Sarana fisik tersebut antara lain kantor kelola,
gudang, kebun hijauan makanan ternak dan jalan. Komplek kandang dan
bangunan-bangunan pendukung tersebut disebut sebagai perkandangan. Dengan
demikian perkandangan adalah segala aspek fisik yang berkaitan dengan kandang
dan sarana maupun prasarana yang bersifat sebagai penunjang kelengkapan dalam
suatu peternakan.
Pungsi kandang yaitu:
1.
Melindungi
ternak dari perubahan cuaca atau iklim yan ekstrem
(panas,
hujan dan angina).
2.
Mencegah
dan melindungi ternak dari penyakit.
3.
Menjaga
keamanan ternak dari pencurian.
4.
Memudahkan
pengelolaan ternak dalam proses produksi seperti
pemberian
pakan, minum, pengelolaaan kompos dan perkawinan .Meningkatkan efisiensi
penggunaan tenaga kerja
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus,2000.
PenggemukanSapi Potong dengan Menggunakan
Probiotik Starbio.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Padang
Marpoyan–Riau.Badan
Litbang Pertanian.
Dirjen Peternakan.
2006. Implementasi Program menuju swasembada
daging 2010. Strategi
dan Kendala. Makalah disampaikan pada
Seminar Nasional
Teknologi Peternakan dan Veteriner. P bang
Peternakan.
Hall,J.M. and R.
Sansoucy. 1981. Open Yard Housing for Young
Cattle. Food and
Agriculture Organization of The United Nation.
Rome.
O’Mary,C.C. and
I.A.Dyer. 1972 Commercial Beef Cattle n.
Lea & Febiger.
Philadelphia.
Siregar, A.R.,
B.Hariyanto, E.Setiawan dan A.Mulyadi.1996. Pedoman
Usaha Sapi Bakalan
dalam SistemUsaha Pertanian Berwawasan
Agrisnis Komponen
Ternak.
PusatPenelitiandanpengembanganPeternakan.
Bogor.
Santosa, U.2002. Prospek
Agribisnis Penggemukan Pede